Jumat, 12 Maret 2010

ANALISIS VEGETASI HERBA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semua bentuk pada interaksi antara komponen ekosistem tersebut merupakan suatu asas, yakni asas keanekaragaman, asas kerjasama, asas persaingan, asas interaksi, dan asas keseimbangan, keseluruhan asas-asas tersebut berfungsi sebagai sarana untuk tetap mempertahankan adanya kelangsungan dalam hubungan timbal balik antara komponen ekosistem dan antar komponen dengan lingkungannya, apabila setiap komponen tersebut bekerja sesuai dengan fungsinya, maka keseimbangan dan keserasian dalam lingkungan hidup akan tetap terjaga dan berlangsung dengan baik.

Ekosistem merupakan satuan fungsional dasar dalam ekologi, mengingat bahwa didalamnya tercakup organisme dan ligkungan abiotik yang satu terhadap yang lain saling mempengaruhi. Ekosistem merupakan benda nyata dan mempunyai ukuran yang beraneka, bergantung pada tingkat organisasinya.

Ekosistem meliputi seluruh makhluk hidup dan lingkungan fisik yang mengelilinginya, ekosistem merupakan suatu unit yang mencakup semua makhluk hidup dalam suatu area yang memungkinkan terjadinya interaksi dengan lingkungannya baik yang bersifat abiotik maupun biotik lainnya. Salah satu komponen biotik yakni vegetasi herba yang berkedudukan sebagai produsen dalam suatu ekosistem. Kehadiran suatu spesies dari vegatasi herba itu menyebabkan kelimpahan populasi yang bervariasi baik skala ruang dan waktu.

Secara umum pola penyebaran tumbuhan di alam dapat dikelompokkan kedalam 3 pola, yaitu acak(random),mengelompok(clumped), dan teratur(regular). Tiap-tiap jenis tumbuhan tentunya mempunyai pola penyebaran yang berbeda-beda tergantung pada model reproduksi dan lingkungan mikro(Barbour,1986). Untuk mengetahui skala perubahan-perubahan komponen ekosistem di alam dapat dilakukan penelitian yang didalamnya terdapat parameter-parameter yang diukur antara lain:nilai kerapatan (densitas), dominansi, frekuensi, indeks nilai penting(INP), dan indeks dominansi(ID). Berdasarkan parameter-parameter tersebut, maka dapat diketahui pola penyebaran vegetasi herbal tersebut di alam.

Oleh karena itu dengan diadakan percobaan mengenai penyebaran tanaman herbal, kita dapat lebih mengetahui pola penyebaran dan berbagai parameter yang dapat diketahui.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada percobaan ini antara lain:

  1. Bagaimana cara mengidentifikasi nama tanaman dan keanekaragaman herba?
  2. Bagaimana cara menentukan kerapatan (densitas) relatif populasi herba?
  3. Bagaimana cara menentukan dominansi relatif populasi herba?
  4. Bagaimana cara menentukan frekuensi relatif populasi herba?
  5. Bagaimana cara menentukan Indeks Nilai Penting(INP) populasi herba?
  6. Bagaimana cara menentukan tipe pola penyebaran populasi herba?

C. Tujuan

Tujuan dari percobaan ini hádala

  1. Mengidentifikasi nama tumbuhan dan keanekaragaman herba.
  2. Menentukan kerapatan relatif populasi herba.
  3. Menentukan dominansi relatif populasi herba.
  4. Menentukan frekuensi relatif populasi herba.
  5. Menentukan indeks nilai penting populasi herba.
  6. Menentukan tipe pola penyebaran populasi herba.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Pengertian

Populasi merupakan kelompok organisme yang sejenis yang hidup dan berkembangbiak pada suatu daerah tertentu. Umpamanya populasi manusia di Jakarta, populasi banteng di Baluran, populasi badak di Ujung Kulon dll. Komunitas adalah semua populasi dan berbagai jenis yang menempati suatu daerah. Di daerah itu tiap populasi berinteraksi satu dengan yang lainnya. Contohnya populasi rumput dapat berinteraksi dengan populasi kirinyuh, dll. Ekosistem adalah tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi. Ekosistem merupakan hubungan timbal balik yang kompleks antara organisme dan lingkungannya baik yang hidup maupun tak hidup. Biosfer adalah lapisan bumi tempat ekosistem beroperasi. Lapisan biosfer hanya tipis sekali yaitu 9000 meter diatas permukaan bumi, beberapa meter di bawah permukaan tanah dan beberapa ribu meter dibawah permukaan laut. Padahal diameter bumi kira-kira 12.000 kilomeer. Biosfer merupakan organisasi hayati yang paling kompleks.

Pembagian –pembagian dalam ekosistem

Pembagian menurut habitar

Ada diantara para pengamat lingkungan yang membuat kajian ekologi menurut habitat atau tempat suatu jenis atau kelompok jenis tertentu. Oleh karena itu ada istilah

- Ekologi bahari/kelautan

- Ekologi darat/terestrial

- Ekologi estuaria(muara sungai ke laut)

- Ekologi padang rumput

- Dll.

Pembagian menurut taksonomi yaitu sesuai dengan sistematika makhluk hidup misalnya

- Ekologi tumbuhan

- Ekologi hewan dan yang lebih khusus lagi ;

o Ekologi serangga

o Ekologi burung

- Ekologi mikroba/jasad renik.

Ekologi dapat dibagi menjadi

  1. Auteknologi.

Membahas pengkajian individu organisme atau individu spesies yang penekanannya pada sejarah-sejarah hidup dan kelakuan dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan .

  1. Sinekologi.

Membahas pengkajian golongan atau kumpulan organisme yang berasosiasi bersama sebagai satuan.

Dilihat dari fungsinya, suatu ekosistem terdiri dari 2 komponen yakni:

  1. Komponen Autotrofik. Yaitu organisme yang mampu menyediakan atau mensintesis makanannya sendiri yang berupa bahan-bahan organik dari bahan-bahan anorganik dengan bantuan energi matahari atau klorofil (zat hijau daun), maka semua organisme yang mengandung klorofil disebut organisme autotrofik.
  2. Komponen Heterotrofik.

Yaitu organisme yang mampu memanfaatkan hanya bahan-bahan organik sebagai bahan tersebut disintesis dan disediakan oleh organisme lain.

Dilihat dari segi penyusunannya suatu ekosistem dibedakan empat komponen:

  1. Bahan tak hidup (biotik, non hayati).

Yaitu komponen fisik dan kimia yang terdiri atas tanah, air, udara, sinar matahari, dan sebagainya yang merupakan medium atau substrat untuk berlangsung kehidupan. Komponen abiotik merupakan faktor-faktor yang tak hidup dalam suatu ekosistem, misalnya radiasi matahari, air, gas dan mineral.

  1. Produsen.

Yaitu organisme yang autotrofik yang umumnya tumbuhan berklorofil yang mensintesis makanan dari bahan anorganik yang sederhana.

  1. Konsumen.

Yaitu organisme heterotrofik, misalnya hewan dan manusia yang makan organisme lainya.

  1. Pengurai, perombak atau ”dekomposer”.

Yaitu organisme heterotrofik yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati (bahan organik kompleks) menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepas bahan-bahan sederhana yang dapat dipakai oleh produsen, bakteri, dan jamur termasuk dalam kelompok ini.

Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan yang akan ditinjau adalah faktor alam dan biologi yang secara normal bekerja pada komunitas daratan.

v Faktor iklim

Ø Faktor suhu

Setiap makhluk hidup memerlukan suhu lingkungan tertentu. Hal ini dapat diterima karena dalam tubuh makhluk hidup berlangsung proses kimia. Oleh karena itu semua makhluk hidup yang hidup dimanapun berada selalu menghindar suhu lingkungan terlalu tinggi dan terlalu rendah untuk mendapatkan suhu lingkungan yang optimum.

Ø Faktor curah hujan

Pada umumnya air merupakan satu di antara beberapa faktor penting yang ragamnya tercermin dalam sifat nabatah dan juga dalam habitat untuk komunitas hewan tertentu. Keragaman curah hujan di daerah tropika tak hanya dinyatakan dalam jumlah keseluruhanya, tetapi juga dalam cara penyebarannya sepanjang tahun.

Ø Faktor kelembapan

Kelembapan adalah kadar air pada udara. Kelembapan udara berpengaruh pada proses penguapan air dari permukaan tubuh organisme. Penguapan air berperan dalam proses metabolisme. Setiap organisme mempunyai kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan yang kelembapannya berbeda-beda.

Ø Faktor cahaya

Cahaya matahari merupakan komponen abiotik yang berfungsi sebagai sumber primer pada ekosisem. Keberadaannya mampu mempengaruhi dan mengontrol organisme yang ada pada suatu ekosistem. Sebagai sumber energi primer, cahaya penting untuk proses fotosintesis. Energi matahari mempunyai tiga efek penting dalam proses fisiologi tumbuhan yaitu:1. Efek panas yang mempengaruhi pertukaran panas jaringan tumbuhan dan lingkunganya, proses transpirasi, respirasi, reaksi biokimia dalam proses fotosintesis dan metabolisme lainya, 2. Efek fotokimia yaitu fotosintesis, dan 3. Efek morfogenik yang berperan dalam regulasi dan stimulan dalam berbagai proses pertumbuhan dan perkembangan. Pengaruh intensitas penyinaran terhadap perkecambahan tumbuhan lebih besar dibandingkan pengaruh perubahan mutu penyinaran. (Pitono et al.,1996; Januwati dan Muhammad, 1997).

Ø Faktor udara

Udara merupakan komponen utama dari atmosfer bumi ini. Gas-gas sebagai sumber unsur sebagai selimut bumi, juga sebagai sumber berbagai unsur atau zat tertentu, seperti: oksigen, karbondioksida,nitrogen,dan hidrogen.

Ø Faktor angin

Angin mempunyai pengaruh besar terhadap kehidupan tumbuhan. Disamping itu juga berpengaruh dalam menjaga kesuburan tanah suatu lingkungan. Pada suatu daerah yang arus anginnya kencang hanya jenis tumbuhan mempunyai perakaran kuat yang berbatang liat dapat bertahan hidup.

v Faktor fisiografi dan ketanahan

§ Topografi

Faktor fisiografi merupakan faktor yang khas pada tempat yang tepat bagi suatu habitat. Salah satu dari faktor ini ialah topografi yang berurusan dengan corak permukaan darat dan mencakup ketinggian, kemiringan tanah, lapis alas geologi yang mempengaruhi pengikisan, dll. Berbagai corak permukaan tanah itu berpengaruhi pada sifat dan sebaran komunitas tumbuhan.

§ Tanah

Sebagian besar zat penyusun tubuh makhluk hidup langsung ataupun tidak langsung berasal dari tanah. Oleh sebab itu, tak mungkin ada kehidupan tanpa adanya tanah. Tanah merupakan hasil proses destruktif dan konstruktif atau sintetik berbagai komponen lingkungan, seperti batuan dan bahan organik. Pelapukan dan pembusukan oleh mikroorganisme merupakan contoh destruktif. Sedangkan, pembentukan mineral baru merupakan contoh proses sintetik. Sebagian besar kebutuhan makhluk hidup berasal dari tanah maka perkembangan suatu ekosistem khususnya ekosistem darat sangat dipengaruhi oleh kesuburan tanah.

§ Lapisan geologi

Batuan yang mempunyai kelebihan atau kekurangan mineral tertentu cenderung menyebabkan hambatan terhadap pertumbuhan spesies tumbuhan tertentu. Dalam suatu iklim tertentu lapis alas geologi bertanggung jawab atas banyak dari keragaman pada tanah dan nabatahnya. Lapis alas geologi itu terdiri dari berbagai jenis batuan yang menyusun kerak bumi. Setiap batuan itu mempunyai susunan dan sifat mineralnya sendiri yang khas. Batuan ini yang merupakan bahan induk tanah sering terletak langsung di bawah tanah itu.

v Faktor biologi

o Tumbuhan hijau atau tumbuhan lain atau hewan

o Antaraksi antara jasad

- Pemangsa

- Pemakan bangkai

- Simbiosis

- Parasitisme

o Manusia

Ciri analisis pada komunitas

Komunitas itu memperlihatkan sejumlah corak yang dapat dibagi ke dalam dua kelompok utama, yaitu corak analisis dan corak sintesis. Kelompok analisis pada berbagai sifat terdiri dari jenis yang kualitatif dan kuantitatif.

Ciri kualitatif antara lain:

  1. Susunan flora dan fauna

Tidaklah mungkin untuk membuat kajian mengenai komunitas tanpa catatan mengenai semua spesies vegetasi dan hewan yang ada. Catatan itu hampir selalu merupakan langkah pertama dalam dalam pengkajian komunitas dan tak boleh terbatas hanya pada satu musim, tetapi harus dicatat sepanjang tahun untuk mendapatkan senarai yang lengkap tentang spesies di daerah itu. Secara idealnya, senarai itu harus mencerminkan pengenalan yang cermat dan penerapan yang benar dari nama-nama ilmiah. Pentingnya senarai spesies itu terletak pada kenyataan bahwa senarai itu membuat para ekologiwan menyadari kemungkinan adanya antaraksi diantara berbagai spesies yang ada. Struktur spesies suatu komunitas memberikan ungkapan keanekaragaman, perubahan suksesi dan kemantapan komunitas itu.

  1. Kemampuan hidup bersama

Kemampuan hidup bersama menggambarkan kedekatan atau hubungan ruang antara jasad secara individu. Dalam kaitan ini, tingkatan yang biasanya dipakai untuk menganalisa nabatah ialah yang dikemukakan Braun-Blanquet(1932). Cara berkembang biak, kemampuan berkembang biak dan struktur serta pertumbuhan bagian bawah tanah pada berbagai spesies tumbuhan itu mendukung sifat pengelompokannya dan bila perlu menambah informasi lebih rinci yang bersifat kualitatif.

  1. Perlapisan

Pelapisan menyatakan kedudukan ke arah vertikal berbagai unsur dalam komunitas. Dalam komunitas tumbuhan sering dikenali adanya empat lapisan utama. Keempat lapisan itu adalah lapisan pepohonan, lapisan semak, lapisan terna dan lapisan dasar. Sebagaimana telah disebutkan, hutan hujan tropis patut mendapat perhatian karena memperlihatkan lebih dari satu lapisan pohon, biasanya mempunyai dua lapis dan ada kalanya tiga lapis

  1. Daya hidup

Daya hidup merupakan petunjuk akan tingkat kesuburan atau kekuatan spesies dalam komunitasnya dan khususnya hal ini menunjukkan berhasil atau tidaknya spesies itu secara teratur menyelesaikan daur hidupnya dan menghasilkan biji. Dalam menentukan daya hidup suatu spesies dapat dipakai sejumlah patokan, seperti laju pertumbuhan, laju pertumbuhan kembali setelah dimakan hewan atau disabit, banyaknya atau luas dedaunan, warna dan kegembungan daun dan batang, tingkat infeksi atau serangan serangga, banyaknya dan panjangnya tangkai bunga, laju pertumbuhan dan ukuran sistem akarnya, laju perkembangan batang dan daun baru, dan banyaknya cabang atau bagian lain yang mati.

  1. Bentuk kehidupan

Yang dimaksud dengan bentuk kehidupan adalah bentuk yang khas tumbuhan pada keadaan vegetatif. Spesies apapun dapat ditentukan kelas kehidupannya atas dasar ukurannya, bentuknya, cara bercabangnya, cara bertahan hidup dari musim ke musim dan panjang hidupnya, maupun rata-rata luas daun atau helaian daunnya. Kedudukan kuncup rehat sering sangat penting dalam penentuan ini.

Parameter kuantitatif antara lain

* Kekerapan

Kekerapan menyangkut tingkat keseragaman terdapatnya individu suatu spesies di dalam suatu daerah. Kekerapan diukur dengan mencatat ada atau tiadanya suatu spesies dalam daerah contoh yang secara idealnya tersebar secara acak di seluruh daerah yang dikaji. Karenanya, kekerapan dinyatakan sebagai persentase dari seluruh daerah contoh yang dipakai yang di dalamnya terdapat sspesies tertentu. Jika misalnya suatu spesies ditemukan dalam 15 dari 30 contoh maka kekerapannya adalah 50 persen.

* Kepadatan

Nilai kepadatan dipakai untuk menunjukkan kepentingan nisbi setiap spesies dalam komunitas apabila spesies itu serupa dalam bentuk dan ukuran kehidupannya. Kalau tumbuhannya berbeda bentuk kehidupannya, seperti semak, rerumputan,atau tumbuhan rambat , maka kepadatan saja tidaklah cukup untuk membandingkan dan data tutupan harus dilibatkan. Ini disebabkan karena beberapa tumbuhan mungkin mempunyai kepadatan yang rendah karena sifatnya yang merumpun tetapi keadaan ini akan memberikan kesan tak tepat mengenai kepentingan atau peranannya dalam komunitas itu karena tumbuhan itu mungkin membentuk tutupan yang jauh lebih luas yang pada kenyataannya mencerminkan kepentingannya dalam komunitas itu secara lebih baik daripada hanya berdasarkan kepadatan saja.

* Tutupan

Tutupan menyangkut luas tanah yang ditempati oleh bagian tumbuhan di atas tanah. Tutupan ditaksir dari sejumlah contoh dan diberi batasan sebagai perbandingan bagian tanah yang ditempati oleh spesies yang ada. Mengingat sifat tumpang tindih dari bagian tumbuhan, persentase seluruh tutupan sering lebih dari 100 persen. Untuk mengurangi kesalahan ini,ada kalanya dipakai tutupan nisbi, yaitu besarnya tutupan suatu spesies sebagai persentase dari keseluruhan luas semua spesies dan tanah gundul dalam suatu habitat tertentu. Dengan cara ini maka angka keseluruhannya idak akan melebihi 100 persen.

Ciri sintesis pada komunitas

* Kemenonjolan

Kemenonjolan adalah ciri komunitas yang menunjukkan pengaruh paling menonjol atau berkuasa dari satu atau lebih spesies di dalamnya, sehingga populasi spesies lainnya sedikit banyak ditundukkan atau menurun jumlah atau daya hidup. Pekuasa adalah spesies secara ekologi begitu berhasil sehingga spesies itu menentukan sebagian besar keadaan yang mempengaruhi spesies lain yang harus hidup bersama disitu.

* Pemintakatan (kajian kelandaian)

Pada habitat tertentu telah diketahui bahwa dalam jarak yang terbatas nabatah terdapat dalam bentuk jajaran jalur yang lebih kurang konsentris. Keadaan ini dinamakan pemintakatan.

* Pemintakatan dalam kaitannya dengan suksesi

Pemintakan di darat sering tampak mencerminkan suksesi tumbuhan. Meskipun dikatakan pemintakatan mengikhtisarkan suksesi, harus diingat bahwa ini hanyalah suatu hampiran dan bahwa uji sebenarnya terdapat dalam percobaan. Pembandingan pemintakatan dengan suksesi secara rici tetap merupakan bidang penelitian yang sangat bermanfaat.

* Katena

Perbedaan tanah ini tercermin dari perbedaan nabatahnya di sepanjang lereng, dengan masing-masing jenis tanah mendukung tumbuhan yang telah menyesuaikan diri dengan tanah itu. Jika runtunan tanah dan nabatah seperti itu berulang pada daerah nabatah yang luas ,maka terbentuklah pola pemintakatan yang sering disebut katena.

* Laju pertumbuhan

Kesuburan tumbuhan di dalam tropis agaknya disebabkan oleh laju pertumbuhan yang meningkat. Dikemukakan bahwa laju pertumbuhan yang meningkat itu mungkin disebabkan oleh suhu tropis yang tinggi. Namun hal ini belum dapat dibuktikan.

DAFTAR PUSTAKA

Ramli, Dzak.1989.Ekologi.Jakarta: Depdikbud Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi PPLPT

Ewusie,Yanney.1990.Ekologi Tropika.Bandung: ITB

Daryanto.1995.Ekologi dan Sumber Daya Alam.Bandung: Tarsito

Soeriaatmadja.1977.Ilmu Lingkungan.Bandung: ITB

Resosoedarmo,Soedjiran,dll.1985.Ekologi.Jakarta: Fakultas Pasca Sarjana IKIP Jakarta